Tuesday, February 4, 2014

WANITA IDAMAN RICHIE (WIR)


"Mi, Ichie boleh pacaran nggak?"

"Nggak boleh!"

"Trus, gimana Ichie mau dapat jodoh kalau nggak boleh pacaran?"

"Memang mau dapat jodoh harus pacaran?"

"Ya umumnyakan begitu."

"Memang kalau nggak pacaran nggak dapat jodoh?"

"Iiih Umi mah, koq muter-muter sih ngomongnya?"

"Yakan nanya, memang nggak boleh?"

"Umiii. . .dari tadi memang-memang terus!" Richie merajuk, bibirnya maju tiga centi.

"Memang Richie sedang cari jodoh?"

"Umi hobi banget pake memang sih?"

"Yo wes, nggak pake memang. Apakah Richie saat ini sedang mencari jodoooh?"

Richie tergelak melihat gaya Umi bicara sesuai EYD.

"Ya nggak gitu amat lah Mi ngomongnya. Kalau mencari jodoh iya, tapi kalau mau nikah, belum."

"Jadi untuk apa cari jodoh sekarang kalau belum mau nikah?"

"Ya pedekate dululah Mi, sambil mempersiapkan diri."

"Selama pedekate, apa yang dilakukan?"

"Iiiiiih Umi, kayak gitu aja ditanya, memang Umi nggak pernah pacaran?"

"Kalau pacaran setelah nikah, Umi tahu banget apa yang dikerjakan. Kalau pacaran yang sebelum nikah, Umi nggak tau, nggak pernah sih."

"Jadi beneran Umi nggak pacaran sama Abi sebelum nikah?"

"Nggak! Dan nyatanya, sudah berjalan 22 tahun baik-baik saja. Nggak ada jaminan yang nikah tanpa pacaran nggak bahagia karena tidak saling kenal dan pedekate sebelumnya, dan tidak ada jaminan yang pacaran untuk pedekate, pernikahannya akan bahagia dan langgeng. Malah ada yang usia pacarannya lebih lama dari usia pernikahannya, apa nggak miris tuh?"

"Trus Ichie gimana dong?"

"Gimana apanya?"

"Gimana cari jodoh tapi nggak pacaran?"

"Kan sudah ada tuntunannya gimana cari jodoh?"

"Kalau Ichie tertarik sama wanita karena cantiknya boleh nggak?"

"Boleh, tapi nanti kalau sudah nggak cantik lagi masih tertarik nggak? Apa cari lagi yang cantik?"

"Waaah, nggak tau juga sih. Trus gimana dong Mi cara yang benar mencari jodoh?"

"Richie cari jodoh untuk apa?"

"Umiii, Umi, ya untuk istrilah. Untuk dinikahi, membentuk keluarga, punya anak-anak, hidup bahagia, ya seperti orang normal pada umumnyalah."

"Wanita dinikahi karena cantiknya, atau kekayaannya, atau keturunannya, maka nikahilah wanita karena agamanya. Seorang wanita yang faham agama, akan faham juga apa hak dan kewajibannya sebagai seorang istri yang diridhoi Allah dan suaminya. Dia akan mendampingi dan mendukung suaminya dalam ketaatan kepada Allah, dia akan mengingatkan suami ketika akan terjerumus pada kemaksiatan, dia akan mendidik anak-anaknya menjadi manusia-manusia yang taat pada Allah, dia akan menjalin silatuhami keluarga dengan baik, intinya seorang istri yang baik agamanya akan membawa kaluarga menjalani kehidupan dunia sesuai tuntunan Allah dan merajut jalan menuju surga."

"Woww!" Richie melambung, tak bisa menyembunyikan kekagumannya.

"Koq woww?"

"Aku ingin istri seperti itu."

"Walaupun nggak cantik, kaya atau keturunan terhormat?"

"Lah katanya boleh menikahi wanita karena cantik atau kaya atau keturunan terhormat, aku mau berjodoh dengan wanita yang agamanya baik, cantik, kaya dan keturunan terhormat. Ada nggak Mi wanita yang seperti itu?"

"Ada, insyaallah, tapi. . ."

"Tapi apa Mi?" Richie semangat banget, sampai matanya hampir melotot, untung dia ingat, lalu sedikit meredupkan sorot matanya sambil sedikit nyengir.

"Apakah wanita seperti itu mau berjodoh dengan Richie?"

Hhhhh, Richie lemesss.Jawaban Umi seakan menghempaskannya ke dasar jurang. Semoga Umi hanya bercanda.

"Koq lemes Chie?"

"Umi bikin Ichie pesimis. Kenapa wanita ideal seperti itu nggak mau sama orang seperti Ichie?"

"Bukan begitu maksud Umi. Laki-laki boleh memilih siapapun yang diinginkannya untuk menjadi istri, tetapi wanita juga berhak menerima atau menolak laki-laki yang melamarnya."

"Kira-kira mau nggak ya wanita seperti itu menerima Ichie?"

"Nggak usah memikirkan itu, berusahalah untuk layak diterima bahkan dicari wanita seperti itu."

"Maksud Umi?"

"Ya karena kecenderungan manusia mendekat kepada yang sejenis, maksudnya wanita yang baik senang dan mengharapkan laki-laki yang baik, Allah juga mengarahkan kita dalam perjodohan, baik itu mencari jodoh maupun membantu saudara mencarikan jodoh, pasangkan laki-laki yang baik dengan wanita yang baik."

Richie diam merenung, menghitung-hitung dirinya, layakkah mendapatkan wanita ideal itu?

"Gimana caranya mencapai yang ideal itu?"

"Eh, ngomong-ngomong, Richie sudah punya inceran belum?"

"Emm, kasih tau nggak yaaaa?" Richie senyum-senyum nggemesin.

"Nggak kasih tau bakalan nyesel!"

"Koq ngancam sih Mi?"

"Biarin."

"Kalau Ichie nggak kasih tau gimana?"

"Ya gapapa gamama, paling Umi stop pembicaraan ini."

"Iiih Umi, dah umur juga ngambegan."

"Biarin! Cepetan, kasih tau nggak, kalau nggak, Umi mau terusin baca novelnya Ramaditya nih, nggak selesai-selesai."

"Iya-iya, kasih tau. Ichie nih lagi ipil sama seseorang Mi. Sepertinya dia memenuhi kriteria wanita ideal itu."

"Ipil apaan Chie?"

"Aaah, payah Umi. Ipil, dari I feel, ada rasa gituuuu! ya jatuh cinta lah."

"Cie-cie, yang sudah besar, dah jatuh cinta. . . sakit nggak?"

"Iiih Umi, malah ngeledek gitu sih?"mulut Richie mecucu lagi, wiih tambah jelek!

"Ngingetin aja sih, kalau mencintai sesuatu atau seseorang jangan berlebihan, bakalan menyksa nantinya. Biasa aja, kan belum tau, nantinya jadi jodoh apa nggak?"

"Koq gitu Mi?"

"Lha iyalah! kalau kita mencintai seseorang, pasti memikirkannya, merindukannya. Apalagi kalau berlebihan.
 Bayangkan, memikirkan dan merindukn seseorang yang bukan hak, belum milik, menyiksa nggak?"

"Ya Mi, sangat menyiksa." Rihie menggumam, terbayang wajah seseorang yang belum pernah dijumpainya secara langsung, tapi telah menyedot energinya luar biasa. Memikirkannya, merindukannya, mengganggu konsentrasinya, hhhhhh!

Melihat Richie diam terpaku, Umi ke belakang. Sebentar kemudian Umi muncul membawa sepiring pisang goreng panas.

"Gimana Chie?"

"Eh, apanya Mi?" Richie sedikit kaget, agak melamun tadi.

"Laaah, ngelamun! Umi masih di sini juga dah ngelamun, gimana kalau sendirian?"

"Maksud Umi gimana apanya?"

"Jatuh cintanya mau dilanjutin?"

"Emmm, gimana ya?"

"Kenapa? Menyiksa tapi nikmat ya?"

"Iiih Umi, apaan sih?" Richie, sok ngambeg, tapi senyum malu-malu, mengingat malam-malam yang dilaluinya.

"Hayooo ngaku!"

"Hayoo, Umi ngaku juga, pernah jatuh cinta ya sebelum nikah sama Abi?"

"Sssst, jangan kenceng-kenceng, nti Abi denger."

"Ya kaaan? Umi juga pernah jatuh cinta?"

"Umikan manusia normal. Jatuh cinta itu wajar, yang penting bagaimana cara mengelola perasaan itu agar tak ditunggangi syetan untuk melanggar aturan Allah."

"Eh, Umi dulu jatuh cinta sama siapa? Kasih tau doooong?"

"Umi tadi tanya Richie jatuh cinta sama siapa nggak? Trus Richie kasih tau siapa gadis yang Richie ipilin nggak?"

"Ha ha ha, Umi! Jangan lebay gitu dong, Mentang-mentang tau kosa kata baru, dipakai disembarang tempat Jangan malu-maluin Ichie dong Mi!"

"Lho, ada yang salah ya?" Umi bengong binti mlongo.

"Ipilin Miiii, apa itu?" Richie terpingkal sambil memegang perutnya, sungguh! Dia tak sanggup menahan tawanya.

Melihat tingkah Richie, Umi baru sadar. Wajahnya bersemu merah. . .malu.

"Yo wes! Mau dilanjutin nggak ngomongnya?" Umi sok galak, tapi bibirnya tak mampu menahan senyum.

"Eh kita tadi ngomongin apa ya? Dah sampe mana Mi?"

"Sampe laut!"

"Halah Umi! Ngambeg lagi. Nih Umi dah setua ini masih ngambegan, gimana waktu baru nikah sama Abi ya?"

"Heh, ada yang bilang, pesonanya wanita tuh di ngambegnya loh. Tuh buktinya, 22 tahun Abi nggak bosen sama Umi?"

"Waduh, Umi ge er banget. Pede abissss!"

"Mau diterusin nggak nih?" Umi ngancam lagi.

"Ya Umi, plisss, terusin yaaa!" Richie menangkupkan kedua telapak tangannya di depan mulut.

"Oke, sekarang Umi mau tuntun Richie gimana caranya bertemu jodoh idaman."

"Siap, Umi!

Umi menghela nafas, seakan sedang mengumpulkan energi untuk membahas masalah super penting.

"Allah menuntun kita, untuk menjodohkan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik, logikanya, seorang laki-laki yang mengharapkan wanita yang baik, harusnya menjadi laki-laki yang baik, itu yang namanya memantaskan diri, faham?"

Richie menyimak dengan ta'zim.

"Faham nggak?" Umi mengulang pertanyaannya.

"Faham, Mi, silahkan dilanjut."

"Karena tak ada kejadian di dunia ini yang terjadi tanpa izin Allah, maka bersungguh-sungguhlah berdoa kepada Allah dan berupaya melakukan pendekatan diri kepadaNya dengan melakukan banyak amal sholeh."

Wah, beneran, Richie memperhatikan penjelasan Umi dengan super serius, beda banget dengan ketika mendengarkan penjelasan guru bahasa Indonesianya waktu sekolah dulu.

"Perbaiki lingkungan pergaulan. Logikanya, ketika lingkungan pergaulan baik, akan bertemu dengan orang-orang baik, nah, diharapkan jodoh itu akan merapat. Bisa dengan jatuh cinta langsung, bisa juga dibantu teman atau orang tua untuk mendekatkannya."

"Kalau jatuh cinta di dunia maya gimana Mi?"

"Mau nikahnya di dunia maya juga?"

"Maksud Umi?"

"Yang nikah profil dengan profil, trus yang menikahkan juga profil, penghulunya profil."

"Umiii!"

"He he, bercanda kalee! Serius banget. Ya sarana itukan banyak jenisnya, apalagi jaman sekarang, teknologi sudah luar biasa. Ya kenal di dunia maya boleh, tapi tetap saja prosesnya di dunia nyata."

"Kalau sudah menjalankan itu, apa dijamin Ichie dapat jodoh yang ideal?"

"Insyaallah, yang penting usaha maksimal sesuai aturan Allah. Semuanya terserah Allah, apakah memenuhi harapan atau menunda atau menggantinya dengan yang lain. Semua hak prerogatif Allah."

"Koq gitu Mi?"

"Lha iya, memang mau protes?"

"Ya katanya, Allah mengabulkan doa hamba-hambaNya? Allah nggak pernah ingkar janjikan Mi?"

"Betul, Allah mengabulkan doa hambaNya dan Allah tak pernah ingkar janji. Tapi konsepnya harus diluruskan, kalau Allah tidak mengabulkan doa sesuai harapan, itu bisa jadi Allah menundanya atau menggantinya dengan yang lebih baik. Kadang manusia berdoa untuk sesuatu yang dianggap baik untuk dirinya, tetapi menurut Allah, jika doanya dikabulkan justru akan membawa keburukan untuk hamba tersebut. Ini juga bagian dari ujian, apakah dengan begitu si hamba akan tetap taat, atau justru marah pada Allah dan kemudian ngambeg, nggak bersyukur, bahkan bisa kufur?"

"Iya sih, Ichie juga pernah melihat pasangan, yang satu begitu taat sama Allah, tapi pasangannya jauh banget, banyak maksiat."

"Allah telah menjadikan kehidupan nabi Nuh sebagai contoh pasangan yang tidak serasi menurut manusia, tapi di situ banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil dari sudut lain. Misalnya, kita bisa ambil pelajaran, bahwa keluarga juga bisa jadi ujian yang luar biasa berat untuk manusia."

"Jadi kita jarus siapkan dua sisi hati ya Mi?"

"Betul anak pinter. Apapun yang terjadi terimalah dengan ridho, hadapi dengan sabar dan syukur, semua adalah ujian untuk peningkatan kualitas diri kita, termasuk masalah jodoh., juga ujian untuk kita."

"Terima kasih Umi atas pencerahannya, mohon doanya, supaya Ichie terus bisa memperbaiki diri sampai bertemu Allah nanti." Richie terharu dengan semua penjelasan Umi, tak terasa air matanya menitik.

"Barokallah."

***

@ "Dan orang-orang yang berdoa,'Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa',"
QS Al Furqon (25) ayat 74

@ "Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji, sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rizki yang mulia (surga)" QS An Nur (24) ayat 26.

@ " ...Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."
QS Al Baqarah (2) ayat 216.

@ "Barang siapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya." HR Abu Dawud.

No comments:

Post a Comment