Wednesday, February 19, 2014

MENJADI PENGEMIS UNTUK JADI RELAWAN

Seorang sahabat mengusikku dengan komentarnya tentang relawan. Jujur, setelah membaca komentarnya aku berkaca diri, apakah aku termasuk di dalamnya?

Menurut beliau, kalau kita ingin menjadi relawan, sebaiknya mencoba menciptakan bidang usaha tertentu, sehingga tidak perlu meminta sumbangan dari pihak manapun, semua sumber dana dari hasil usaha sendiri, karena menurut beliau, meminta identik dengan mengemis terhadap sesama manusia.

Setiap kita bisa berpendapat tentang sesuatu, dan pendapat itu menggambarkan pemahaman tentang sesuatu itu.
Ini yang mengusikku, masalah pemahaman.

Mengapa aku terusik?

Karena menyangkut keimanan, dan aku tak ingin ada kecacatan dalam imanku, karena akan membahayakan keselamatan kehidupanku, dunia dan akherat.

***

"Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami mohon pertolongan." terjemah Surat Al Fatihah ayt 5.

Dalam tafsirnya, Fi-hilalil Qur'an, Sayyid Quthb mengatakan bahwa ayat ini merupakan prinsip yang memplokamirkan lahirnya kemerdekaan umat manusia yang sempurna dan menyeluruh. Jika hanya Allah semata yang diibadahi, dan hanya Allah semata yang dimintai pertolongan, maka hati nurani manusia telah terbebas dari pelecehan berbagai sistem, kondisi dan individu, sebagaimana terbebas pula dari pelecehan berbagai dongeng, khayal dan khurafat.(Tafsir Fi-Zhilalil Qur'an jilid 1 hal.31-32)

***

". . .Bertaqwalah kepada Allah yang dengan namaNya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu." Terjemah Quran surat An Nisa ayat 1.

***

". . .Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertaqwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksaNya." Terjemah QS Al Maidah ayat 2.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, ayat ini mencakup semua jenis bagi kemaslahatan para hamba, di dunia maupun akherat, baik antara sesama ataupun dengan Rabbnya. Sebab seseorang tak luput dari dua kewajiban, yaitu kewajiban individualnya terhada[p Allah dan kewajiban sosialnya terhadap sesama.
Selanjutnya beliau memaparkan bahwa hubungan seseorang dengan sesama dapat terlukis pada jalinan pergaulan, saling menolong dan persahabatan. Hubungan itu wajib terjalin dalam rangka mengharap ridha Allah dan menjalankan ketaatan kepadaNya. Itulah puncak kebahagiaan seorang hamba. Tidak ada kebahagiaan kecuali dengan mewujudkannya, dan itulah kebaikan serta ketakwaan yang merupakan inti dari agama ini. ( AR-Risalah at-Tabukiyyah hal. 30 )

***

Akhirnya akupun mantap dengan pendapatku, bahwa meminta kepada sesama manusia tidak membuat cacat keimananku kepada Allah, selama harapan itu hanya kepadaNya. Minta tolong kepada manusia sebatas ikhtiar mencari jalan keluar dan bukti bahwa kita sungguh-sungguh berdoa dan berharap hanya kepada Allah.

Kalau meminta kepada manusia dikatakan pengemis, tak ada salahnya, karena mengemisnya bukan untuk merendahkan diri, tapi justru mengangkat diri ke derajat yang lebih tinggi dihadapan Allah, karena melaksanakan perintah saling menolong dalam kebajikan.

Dan lagi, tidak semua orang yang mampu secara finansial punya kesempatan seperti relawan, jadi apa salahnya disinergikan untuk membantu sesama yang membutuhkan uluran tangan kita sebagai perpanjangan tangan pertolongan Allah untuk mereka?

Tak ada pemisahan antara keimanan kepada Allah dengan hubungan sesama manusia, karena hubungan sesama manusia yang didasari tuntunan Allah adalah manifestasi dari iman kepada Allah.






No comments:

Post a Comment