Sunday, March 9, 2014

ADIL

"Umi, yang adil dong!"

Ups! Kaget juga dengar Husna ngomong seperti itu. Ini permintaan apa nuduh ya?

"Umi nggak adil ya?" tanyaku, sambil menahan hati. Jujur, aku gampang tersinggung kalau urusan yang seperti ini, bukan apa-apa, untuk semua urusan dengan anak aku berusaha seadil-adilnya.

"Masa Na cuma di jatah dua ribu sehari, sedang Mbak Hany seratus lima puluh ribu sebulan."

"Husna kelas berapa?"

"Lima SD."

"Mba Hany?"

"Dua SMP."

"Husna sekolah naik apa?"

"Dianter juga dijemput Abi."

"Mba Hany sekolah naik apa?"

"Kadang dianter, kadang ngojek, kadang ngangkot."

"Kalau ngojek apa ngangkot, bayar nggak?"

"Bayar."

"Itu salah satu contoh kalau kebutuhan Mba Hany beda dengan Husna, wajar kalau Umi kasih uangnya juga beda. Adilnya bukan seberapa banyak Umi kasih uang, tapi bagaimana kebutuhan dicukupi. Husna ke sekolah untuk belajar, Mbak Hany juga, adilkan? Husna dan Mba Hany sama-sama sekolah untuk belajar."

"Trus, kalau Umi pergi, kok yang diajak Harish terus?"

"Memang Husna mau ikut ke manapun Umi pergi, seperti Harish?"

"He he, kadang-kadang pengen juga sih."

"Dulu, waktu Husna seumuran Harish, Umi ajak juga kok, semua juga seperti itu. Semua ada masanya."

"Jadi adil nggak harus sama ya, Mi?"

"Adil itu maksudnya menempatkan sesuatu pada tempatnya, jadi nggak selamanya jumlahnya sama."

"Mi, adil itu sama semua orang ya?"

"Husna senang nggak kalau diperlakukan nggak adil sama orang lain?"

"Ya nggaklah, Mi."

"Begitupun orang lain, nggak suka kalau kita tidak adil padanya."

"Walaupun dengan orang yang kita nggak suka?"

"Ya, walaupun dengan orang-orang yang kita benci, harus berlaku adil. Allah itu Maha Adil dan senang dengan orang-orang yang berbuat adil."

"Tapikan suka kesel dengan orang-orang yang suka nggak baik sama kita."

"Boleh membalas, tapi secukupnya, tidak boleh melebihi apa yang dilakukannya kepada kita."

"Iiih, Umi. Kalau membalas tuh pengennya yang lebih sakitlah, biar puas!"

"Lha, mau puas di hati tapi nggak ada untungnya, malah membuat orang lain dendam ke kita, atau bersabar dan berlaku adil agar Allah sayang kepada kita?"

"Pengennya puas, tapi disayang Allah?"

"Ha ha ha, bisa aja. Tapi orang yang taqwa, yang taat sama Allah itu akan mengikuti apa perintah Allah, bukan cari puasnya sendiri."

"He he he."

***

"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah penegak keadilan karena Allah, (ketika ) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan." terjemah Al Quran surat Al Maidah ayat 8.


No comments:

Post a Comment