Wednesday, March 26, 2014

NGAJI POLITIK

"Mi, suami saya agak keberatan kalau saya pamit mau pengajian," kata bu Yani.

"Lho, kemarin-kemarin nggak keberatan? Katanya malah senang, karena sejak ikut pengajian Ibu tambah rajin ibadah dan tambah pinter membahagiakan suami?" tanyaku.

"Yang kemarin saya nggak bohong, Mi. Tapi sekarang-sekarang ini beliau keberatan, karena katanya sekarang ngajinya dikait-kaitkan dengan politik."

"Bukannya sudah tahu dari awal kalau Umi termasuk yang dakwahnya lewat politik?"

"Tahu kok, Mi, tapi selama ini nggak begitu mengganggu, mungkin karena situasi dekat pemilu ini, jadi panasnya terasa, he he?"

"Selama ini merasa dipaksa ikut politik, ngggak?"

"Nggak, Mi. Saya sama sekali nggak merasa di ajak ke politik, yang saya rasakan saya diajak untuk lebih dekat sama Allah, berkeluarga dan bermasyarakat sesuai tuntunan Islam. Andainyapun diajak untuk partisipasi dalam kegiatan yang pake bendera partai, nggak dipaksa juga, sukarela. Kegiatannya juga nggak ada yang melanggar, masa dzikir bersama, bakti sosial, senam massal melanggar, enggak kan Mi?"

"Ya syukurlah kalau Ibu tidak merasa dipaksa."

"Tapi heran deh, kenapa orang-orang yang nggak ikut ngaji bisa ngomong macam-macam ya?"

"Apa yang mereka katakan?" tanyaku.

"Maaf, Mi, meeka bilang partai Umi, eh partai kita menjual agama."

"Ya biarlah, yang penting kita tidak melakukan yang mereka tuduhkan."

"Mi, sebenarnya berpolitik itu dilarang nggak sih dalam Islam?"

"Islam itu ajaran yang syumul, lengkap, menyeluruh, meliputi seluruh aspek kehidupan kita. Dari urusan makan, buang air, hubungan suami istri, bermasyarakat, pendidikan, bernegara, semua ada tuntunannya. Rasulullah sendiri seorang pimpinan tertinggi sebuah masyarakat dan negara."

"Tapi ada yang bilang, karena sistem negara kita bukan sistem Islam, maka kita nggak boleh ikut di dalamnya?"

"Beda pendapat itu biasa, tapi sebaiknya tidak menimbulkan perpecahan di antara umat Islam, jangan saling serang, jangan menghalangi kalau kita tidak setuju dengan caranya. Kalau kita belum bisa bekerja sama dalam satu tim, ayo kita sama-sama kerja dalam bidang dan garapan dakwahnya masing-masing. Musuh kita hanya satu, syetan dalam segala bentuknya, mereka yang menghalangi kita berdakwah untuk mengajak manusia menuju ketaatan hanya pada Allah."

"Tantangan di jalan dakwah memang berat ya, Mi?"

"Ya beratlah, karena imbalannya juga hal yang luar biasa, keridhoan Allah dengan surgaNya."

2 comments:

  1. Susah memang. Partai yg mengusung Islam pun iklannya dangdut tanpa jilbab :((

    ReplyDelete
  2. mungkin kita perlu belajr bijak, untuk memahami kebijakan partai ybs, bagaimana menarik orang-orang yang belum terbina keislamannya agar mendekat dan mendapat kesempatan untuk lebih dekat dengan Islam. Ini masalah kebijakan teknis.

    ReplyDelete